Laman

Analisis Unsur-unsur Intrinsik Puisi

Untuk memahami makna sebuah puisi dapat dilakukan dengan menganalisis unsurunsur intrinsiknya, misalnya dengan mengkaji gaya bahasa dan bentuk puisi.

Gaya bahasa yang dipergunakan penyair mencakup (1) Gaya bunyi yang meliputi: asonansi, aliterasi, persajakan, efoni, dan kakofoni. (2) Gaya kata yang membahas tentang pengulangan kata dan diksi. (3) Gaya kalimat yang berisi gaya implisit dan gaya retorika. (4) Larik, dan (5) bahasa kiasan.

Memahami puisi melalui bentuknya dapat dilakukan dengan menelaah tipografi, tanda baca, serta enjambemen. Untuk mempermudah dan memperjelas penganalisisan puisi, di depan setiap larik berilah bernomor urut. Apabila puisi yang hendak dianalisis tersebut memiliki beberapa bait, dapat pula diberi bernomor pada setiap baitnya.



DAFTAR PUSTAKA

  • Anwar, Chairil. (2000). Derai-derai Cemara. Jakarta: Yayasan Indonesia.
  • Atmazaki. (1993). Analisis Sajak: Teori, Metodologi, dan Aplikasi. Bandung: Angkasa.
  • Bachri, Sutardji Calzoum. (1981). O, Amuk, Kapak. Jakarta: Sinar Harapan.
  • Hamzah, Amir. (1977). Buah Rindu. Jakarta: Dian Rakyat.
  • Ismail, Taufik. (1993). Tirani dan Benteng. Jakarta: Yayasan Ananda.
  • Pradopo, Rachmat Djoko. (1990). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
  • Situmorang, B. P. (1983). Puisi: Teori Apresiasi Bentuk dan Struktur. Ende-Flores: Nusa Indah.
  • Waluyo, Herman J. (1991). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

No comments:

Post a Comment